Praktik berabasis bukti dalam
kebidanan telah lama dianggap sebagai alat untuk memastikan bahwa perawatan
yang berkualitas sudah diberikan.
Praktik berbasis bukti telah meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
Praktik berbasisi bukti menjadi cara utama ‘pengaturan klinis’ untuk
memperbaiki kualitas perawat kesehatan (Frasser D. M., 2009). Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi. Menurut
MNH (Maternal Neonatal Health), asuhan yang dikenal dengan antenatal care
merupakan prosedur rutin yang dilakukan petugas (dokter/bidan/perawat) dalam
membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinannya. Untuk meningkatkan efektifitas asuhan antenatal memahamkan
mengenai tujuan asuhan antenatal. Pendekatan resiko yang mempunyai
rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah melakukan screening untuk
memprediksi factor-faktor risiko untuk memprediksi suatu penyakit. Pendekatan
resiko mempunyai prediksi lebih buruk. Padahal setiap wanita hamil mempunyai
resiko untuk mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu
bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam resiko rendah
bisa saja mengalami komplikasi. Jadi pendekatan resiko bukan merupakan strategi
yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu sehingga
dianjurkan untuk memberikan kerangka asuhan antenatal yang efektif, meliputi :
1.
Deteksi dini penyakit
2.
Konseling dan promosi
kesehatan
3.
Persiapan persalinan
4.
Kesiagaan menghadapi
komplikasi (birth preparedness, complication readiness).
0 komentar:
Posting Komentar