Senin, 27 April 2015

TUGAS KASUS STANDAR KOMPETENSI


Kasus – kasus Kompetensi  1, 2, dan 3 !!
1.      Pengetahuan Umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu sosial, kesmas dan profesi kesehatan.
Contoh :
·         Jangan melihat hal – hal dan orang jelek karena akan mempengaruhi wajah bayi.
·         Itu saran yang salah. Wajah bayi merupakan hasil campuran gen ibu dan ayahnya. Melihat hal jelek apapun tidak akan membuat bayi anda jelek, memakan balut (emberio bebek yang di rebus ) tidak akan membuat bayi anda berbulu. Begitu juga dengan nongkrong dengan orang yang bertubuh tinggi, tidak akan membuat bayi menjadi tinggi.

2.      Pra – konsepsi, keluarga berencana, dan ginekologi.
 Contoh :
·         Pada masa kehamilan pasien, bidan harus cekatan dan tanggap untuk melakukan pemeriksaan dan penyuluhan untuk kehamilan pasien agar bayi terlahir normal dan sehat. Setelah bayi lahir, bidan hendaknya menjelaskan atau menyarankan tentang cara ber – KB dan juga manfaatnya. Agar pasangan orang tua bayi dapat mempersiapkan  diri untuk apa yang mereka inginkan nanti sesuai dengan kebutuhan yang mereka punya.

3.      Asuhan konseling selama kehamilan.
Contoh :

·         Bidan memberikan konseling kepada ibu hamil tentang gizi, agar mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum yang cukup.Bidan juga harus mampu menjelaskan tanda - tanda bahaya dalam kehamilan agar ibu hamil tersebut mampu menghadapinya dan juga menerangkan kebiasaan yang perlu dihindari selama masa kehamilan. Di harapkan bayi yang terlahir nantinya dengan normal, sehat dan tanpa ada gangguan apapun, baik secara fisik maupun  organ - organ yang terdapat di dalam tubuh bayi tersebut.


4.     Asuhan Selama Persalinan.
Contoh :
          Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Bidan harus mempunyai kemampuan untuk memberi pelayanan yang bukan hanya memprioritaskan materi keuangan tetapi pelayanan yang baik, yang mampu mengurangi angka resiko baik itu masih pada masa kehamilan ataupun keadaan dimana dia sudah akan menjalani proses  persalinan.
Yang mampu memberi upaya keselamatan atau memberi ketenangan kepada ibu yang akan bersalin ataupun kepada keluarga yang mendampingi agar proses persalinan lancar dan tidak terjadi kericuhan ataupun kegelisahan pada kedua belah pihak. Melakukan tindakan persalinan yang tidak asal-asalan tetapi mencakup hal yang utama untuk memberi kesalamatan dan kenyaman pada pasien. Memberikan fasilitas yang baik dan memadai atau mendukung, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

5.      Asuhan pada ibu nifas & Menyusui.
Contoh :
Bidan seharusnya memberi dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui termasuk menganjurkan untuk memberikan asi eksklusif pada bayi agar mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman termasuk menganjurkan untuk memberikan asi eksklusif pada bayi agar bayi mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik mengandung antibodi asi mengandung komposisi yang tepat mengurangi kejadian karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Terhindar dari alergi dan dapat pula meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
Untuk ibu menyusui mendapatkan manfaat dan faedah antara lain adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal menurunkan berat badan, dan juga aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu.
Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu agar ibu bias siap menghadapinya tanpa harus panik, menjaga gizi yang baik untuk anak dan juga bayi, serta mempraktekkan kebersihan yang aman untuk menjaga bayi tetap sehat dan juga untuk kebaikan bayi dan anak.
Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. Memberikan asuhan secara profesional. Asuhan konseling selama kehamilan.

6.      Asuhan pada bayi baru lahir.
Contoh :
Kondisi bayi baru lahir akan mengalami kebutuhan nutrisi yang bermutu tinggi, apalagi dengan kondisi dia yang mudah sekali untuk terkena penyakit.
Tidak hanya sang ibu yang harus memberikan asupan yang baik atau asuhan yang baik kepada sang anak, tapi disini peran bidan juga harus bisa memberikan pendekatan untuk sang ibu atau keluarga agar klien peduli akan perkembangan sang bayi, apalagi dimasa yang sangat masih belia ini. 

7.      Asuhan pada bayi dan balita.
Contoh :
      Bidan yang seharusnya mampu memberikan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita dengan pelayanan kesehatan sesuai standar yang di berikan oleh tenaga kesehatan sedikitnya 4X selama priode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Dan bidan selalu siap membantu melayani dan menangani setiap permasalahan bayi dan juga balita serta mampu melakukan tinjauan kepada bayi dan balita dalam perkembanganya.

8.      Kebidanan komunitas.
Contoh :
      Bidan mampu memberi bimbingan pada suatu komunitas. Baik komunitas secara menyeluruh dari komunitas masyarakat kecil maupun komunitas besar. Tujuanya adalah untuk mengembangkan pengetahuan komunitas tersebut tentang dunia kesehatan. Agar mereka lebih mengerti dan lebih dekat lagi dengan dunia medis dan tidak terpaku pada dunia paranormal, atau dukun, dsb. Memberikan penyuluhan pada masyarakat terutama pada masyarakat yang awam pada dunia kesehatan.

9.      Asuhan pada wanita/ibu dengan gangguan Reproduksi.

Contoh :
      Terkadang banyak ibu-ibu atau wanita mengabaikan keputihan yang berlebihan, keluhan dalam rahim yang di anggapnya sepele hanya untuk mementingkan kesehatan keluarga dan anak terutama. Disini pun bidan mampu melakukan pendekatan kepada ibu-ibu atau wanita agar peduli terhadap kesehatannya sendiri terutama reproduksi mereka dan hal yang paling umum terjadi adalah siklus menstruasi maka bidan harus bisa menjelaskan apa bahayanya dari hal-hal kecil yang sering terabaikan agar mereka lebih peduli lagi dengan kesehatannya dan memberikan pengobatan yang bermutu tinggi apabila ada klien yang telah mengalami gangguan-gangguan tersebut.

MAKALAH KESINAMBUNGAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAB III
PEMBAHASAN

KESINAMBUNGAN PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI PENDEKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Menurut Pendekatan Keluarga   Sebagai Kontek (Family as Context)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai kontek, yakni :
- Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang   kedua
- Fokus pelayanan keperawatan: individu.
- Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
- Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.

B. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Menurut Pendekatan Keluarga   Sebagai Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:
- Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua
- Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga
- Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada keluarga secara keseluruhan

C. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Menurut Pendekatan Keluarga   Sebagai Keluarga Sebagai Sistem (Family as System)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem, yakni:
- Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi
- Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara bersamaan
- Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti: hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua)

D. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Menurut Pendekatan Keluarga   Sebagai Keluarga Sebagai Komponen Sosial (Family as Component of Society)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni:
- Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi, dan kesehatan.
- Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang lebih besar yaitu masyarakat
- Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling memberi layanan.




BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Tujuan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, seyogyanya mampu memahami dan menjelaskan tentang makna dari pelayanan kesehatan dan keluarga serta memahami berbagai macam teori dan aplikasi pendekatan keperawatan keluarga dalam pelayanan kesehatan, sehingga dapat mengetahui bagaimana kesinambungan pelayanan kesehatan melalui pendekatan keperawatan keluarga dalam lingkup keperawatan komunitas secara optimal.


   DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.

Go Nursing. 2008.  Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar. http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/. 09-10-2010.

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Juanita. 2002. Peran Asuransi Kesehatan dalam Benchmarking Rumah Sakit dalam Menghadapi Krisis Ekonomi. Sumatera: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jurusan Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3747/1/fkm-juanita5.pdf Tanggal akses : 15-10-2010.

MAKALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI

BAB II
KONSEP DASAR 

A.     Pengertian
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

B.    Tujuan pemberian oksigenasi
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction)
Tujuan :
1.    Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2.    Untuk menurunkan kerja paru-paru
3.    Untuk menurunkan kerja jantung
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi. 

C.   Anatomi Sistem Pernapasan
1.       Saluran Nafas Atas
a.    Hidung
·         Terdiri atas bagian eksternal dan internal
·         Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
·         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
·         Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular     yang disebut mukosa hidung
·         Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
·         Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
·         Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
·         Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan usia.

b.   Faring
·         Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
·         Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
·         Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

c.    Laring
·         Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
·         Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
o   Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
o   Glotis  adalah ostium antara pita suara dalam laring
o   Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
o   Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
o   Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
o    Pita suara  : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
·         Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
·         Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu.

d.   Trakea
o   Disebut juga batang tenggorok
o   Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

2.  Saluran Nafas Bawah
a.   Bronkus
o   Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
o   Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
o   Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
o   Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

     b.   Bronkiolus
o   Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
o Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas 

c.   Bronkiolus Terminalis
o Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia) 

d.    Bronkiolus respiratori
o    Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
o Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas 

e.    Duktus alveolar dan Sakus alveolar
o   Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
o   Dan kemudian menjadi alveoli 

f.    Alveoli
o   Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
o   Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
o   Terdiri atas 3 tipe :
1)           Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
2)           Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3)           Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan. 
g.   Paru-paru
Ø  Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Ø  Terletak dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besaro   Setiap paru mempunyai apeks dan basiso   Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobariso   Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobuso   Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya 

h.    Pleura
  Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastiso   Terbagi mejadi 2 :
1)      Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2)      Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru .
 Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.  Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.   

D.     Fisiologi Sistem Pernapasan
        Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit. Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.        Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :a.       Tekanan udara atmosfirb.      Jalan nafas yang bersihc.       Pengembangan paru yang adekuat
2.        Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :a.       Luas permukaan parub.      Tebal membran respirasic.       Jumlah darahd.      Keadaan/jumlah kapiler darae.       Afinitasf.       Waktu adanya udara di alveoli 
3.       Transpor
yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a.       Curah jantung (cardiac Output / CO)
b.      Jumlah sel darah merahc.       Hematokrit darahd.      Latihan (exercise)
e.       Keadaan pembuluh darah 
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologi.
·          Sistem Respirasi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa   ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,    dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.
Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
·         Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

·           Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas. 
E.     Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.1.       Faktor Fisiologia.       Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.b.      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.c.       Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.e.       Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.2.       Faktor Perkembangana.       Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.b.      Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.c.       Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.d.      Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.e.       Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.3.      Faktor Perilakua.       Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.b.      Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.c.       Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.d.      Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.e.       Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat4.      Faktor Lingkungana.       Tempat kerjab.      Suhu lingkunganc.       Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
1.        Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2.        Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3.        Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4.        Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium. 
F.     Perubahan Fungsi pernapasan
1.      HiperventilasiMerupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :a.        Kecemasanb.      Infeksi/sepsisc.       Keracunan obat-obatand.       Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic. Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.
2.      HipoventilasiHivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3.      HipoksiaTidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a.       Menurunnya hemoglobin
b.      Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.c.       Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.
d.      Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.
e.       Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f.       Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.

G.    Gangguan Oksigenasi
        Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari organ-organ respirasi.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan  menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:

a)    Gangguan irama/frekuensi pernapasan
            1.    Gangguan irama pernafasan antara lain :
a.        Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b.       Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne-stokes, tetapi amplitudonya    rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c.        Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.

2.     Gangguan frekuensi pernafasan
a.        Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
b.       Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.

b)    Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1.   Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2.   Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3.   Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru
      kejaringan.

c)    Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
  1. Hipoksemia
  2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
  3. Overventilasi hipoksia
  4. Hipoksia histotoksik 
H.   Masalah Keperawatan Berkaitan dengan Kebutuhan Oksigen

       Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain : 
  1. Tidak Efektifnya Jalan Napas
Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karna adanya  sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkus, dan lain lain. 
  1. Tidak efektifnya Pola Napas
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain lain.
  1. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain 
  1. Penurunan perfusi jaringan
Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon diogsida. 
  1. Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain. 
  1. Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen  dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya

  1. Resiko terjadinya iskemik otak
Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak berkurang, gangguan perfusi jaringan otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen  sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
  
I.       Pemeriksaan Fungsi Paru Dengan Alat Spirometri
Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut dengan spirogram.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di ruang rugi (anatomic dead space).

Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya, sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.

Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume residu sekitar 1200 ml.
Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :
1.       Siapkan alat spirometri
2.       Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur, seks, TB, BB
3.       Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
4.       Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum melakukan pemeriksaan.
5.       Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
6.       Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri.
7.       Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.
8.       Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.

Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.