Sabtu, 09 Mei 2015

MAKALAH STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN 4,5 DAN 6

BAB II
PEMBAHASAN 
A.    Pengertian Bidan
Definisi Bidan (ICM) mengatakan bahwa bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. 

B.     Pengertian StandarStandar adalah ukuran atau parameter yang di gunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah di sepakati dan mampu di capai dengan ukuran yang telah di tetapkan. 

C.    Pengertian Standar Praktek Kebidanan (SPK)Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Penentuan standar profesi selalu berkaitan erat dengan situasi dan kondisi dari tempat standar profesi itu berlaku. Sebagai tenaga kesehatan yang profesional maka bidan dalam melakukan tugasnya wajib memenuhi standar profesi sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam UU No. 23/92 Tentang Kesehatan, bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Sesuai Pasal 53 UU No. 23/92 menetapkan sebagai berikut : Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter, bidan, dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi  profesi  bidan ( PP IBI) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar dalam pendidikan.
Karena latar belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka organisasi profesi IBI membuat standar praktik bidan berdasarkan kompetensi inti sehingga dengan adanya standar praktik kebidanan, bidan mempunyai suatu ukuran yang sama untuk semua bidan dalam melaksanakan tugasnya walaupun latar belakang pendidikannya berbeda-beda.
Maka Standar praktik kebidanan adalah pelayanan kebidanan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar dan memperoleh surat izin praktik bidan (SIPB) dan dari pemerintah (DIKES setempat) untuk melaksanakan praktik pelayanan kebidanan secara mandiri, tetapi standar praktik mengacu kepada kopetensi inti (Care Competency).

  D.    Standar Praktek Kebidanan
Standar IV : Rencana asuhan

Rencana Asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan
Definisi Operasional :
a.    Ada format rencana asuhan kebidanan
b.   Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi 

Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan kliendan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi Operasional :
a.       Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
b.       Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
c.       Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
d.      Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi
e.   Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
f.       Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.

Standar VI : Partisipasi klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama / partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
Definisi Operasional :
a.       Klien / keluarga mendapatkan informasi tentang :
·         Status kesehatan saat ini
·         Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
·         Peranan klien / keluarga dalam tindakan kebidanan
·         Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
·         Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
b.       Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan kegiatan.

b.Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan kegiatan. 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bidan yang merupakan salah satu profesi yang profesional tentunya memiliki syarat-syarat dan standar dalam menjalankan tindakan profesinya, salah satunya adalah standar praktek kebidanan yang terdiri dari sembilan standar yaitu, Standar I: Metode Asuhan, Standar II: Pengkajian, Standar III: diagnosa kebidanan, Standar IV: Rencana Asuhan, Standar V: Tindakan, Standar VI: Partisipasi Klien, Standar VII: Pengawasan, Standar VIII: Evaluasi, & Standar IX: Dokumentasi.
B.    Saran
Bagi para bidan maupun mahasiswi calon bidan, hendaknya memahami dan melaksanakan pelayanan sesuai standar praktek kebidanan yang telah di tentukan dengan tetap berpedoman pada hati nurani, Pancasila dan Undang-undang yang berlaku, agar pelayanan ataupun praktek kebidanan dapat berjalan baik dan menghasilkan bidan yang benar-benar professional.
 DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, S. Nova.2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka
 Wahyuningsih, Heni. 2007. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

ANATOMI PELVIS


ANATOMI PANGGUL
Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian  yaitu :
Ø  Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
Ø  Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :
§  Pelvis mayor
          Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll
§  Pelvis minor
           Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih, dll
TULANG-TULANG YANG MENYUSUN PANGGUL

Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu :
a)      2 buah tulang pangkal aha    ( os coxae )
b)      1 buah tulang kelangkang     (os sacrum)
c)      1 buah tulang tungging          (os coccygis)
A.     TULANG PANGKAL PAHA (OS COXAE)
Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain.
Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu ialah :
Tulang usus           ( os illium)
Tulang duduk        ( os ischium)
Tulang kemaluan  ( os pubis )
  •  TULANG USUS ( OS ILLIUM )
Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum.
Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut CRISTA ILLIACA
Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu :
§  Spina illiaka anterior superior           (SIAS)
§  Spina illiaka anterior inferior            (SIAI)
§  Spina illiaka posterior superior         (SIPS)
§  Spina illiaka posterior inferior           (SIPI)
Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut INCISURA ISCHIADIKA MAYOR
  •  TULANG DUDUK (OS ISCHIUM)
Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum.
Tonjolan yang ada pada ischium yaitu SPINA ISCHIADICA
Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah TUBER ISCHADICUM
Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica mayor.
Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.
  •  TULANG KEMALUAN KEMALUAN ( OS PUBIS ) 
Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan FORAMEN OBTURATORIUM
Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan RAMUS SUPERIOR, cekungannya dinamakan LINEA INOMINATA atau LINEA TERMINALIS.
Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis.
Pada bagian bawahnya dinamakan RAMUS INFERIOR, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis.
Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut ARCUS PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.

B.      TULANG KELANGKANG ( OS SACRUM )
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah.
Batas-batas dari os sacrum yaitu :
Ø  Articulatio sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
Ø  Prosesus lumbal ke 5 ( batas belakang atas )
Ø  Coccygis ( batas bawah )
Ø  Promontorium ( batas depan atas )
Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM.
Pada bagian anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum.
Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan FORAMINA SACRALIA ANTERIORA.
Lubang yang terdapat pada bagian belakang dinamakan FORAMINA SACRALIA POSTERIORA.
Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan KRISTA SAKRALIA.
Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
  
C.      TULANG TUNGGING ( OS COCCYGIS )
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu.
Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.

JARINGAN  LUNAK PANGGUL
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut DIAFRAGMA PELVIS.

Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas :
a.      Pars muscularis yaitu m.levator ani
b.      Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale 
a.      Musculus levator ani
Terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal :
·         Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus.
·    Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeus.
·         Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan coccygis.

b.      Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale.
DAERAH PERINIUM
Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2 bagian yaitu :
Ø  Regio analis di sebelah belakang
Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus
Ø  Regio urogenitalis
Terdapat :
o   M. Bulbo cavenosus, yang mengelilingi vulva
o   M. Ischio cavernosus
o   M. Transversus perinei superficialis

BENTUK-BENTUK PANGGUL

Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
1.                Panggul gynecoid
2.                Panggul android
3.                Panggul anthropoid
4.                Panggul platypeloid
PANGGUL GYNECOID
Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
PANGGUL ANDROID
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanitaditemukan 15%.
PANGGUL ANTHROPOID
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita
PANGGUL PLATYPELOID
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.


SUMBU PANGGUL
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP.
Sumbu jalan lahir sedikit berbeda dari sumbu anatomis. Bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak.

INCLINATIO PELVIS
Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanitaberdiri. Sudut ini sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhiproses persalinan.

BIDANG-BIDANG PANGGUL

  • PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
*      Promontorium
*      Sayap sacrum
*      Linea terminalis
*      Ramus superior
*      Pinggir atas symphysis
Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP
1.      Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera )
2.      Ukuran melintang (diameter tranversal )
3.      Kedua ukuran serong ( diameter obliqua )

1)      Ukuran muka belakang
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm.
Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah symphysis)

2)      Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm

3)      Ukuran serong
Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 cm.


  • BIDANG LUAS PANGGUL
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terbesar.
Bidang luas panggul terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III
Ukuran muka belakang  12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm.
Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.


  • BIDANG SEMPIT PANGGUL
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil.
Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum.
Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya.
Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul.


  • PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan.
Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh 3 ukuran yaitu :
1.      Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm)
2.      Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm)
3.      Diameter sagitalis posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)


  • BIDANG HODGE
Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul.
Bidang hodge antara lain :
§  Hodge I
Ialah setinggi pintu atas panggul
§  Hodge II
Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis
§  Hodge III
Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica
§  Hodge IV
Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis

 UKURAN-UKURAN PANGGUL

  • UKURAN DALAM PANGGUL
·         Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm )
·         Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis:
ü  Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
ü  Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
·         Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm)
·         Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )


  • UKURAN LUAR PANGGUL
ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar panggul yaitu :
·         Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm)
·         Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm)
·         Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-20 cm)
·         Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm)